Pilih Nama Baik atau Keuntungan Pribadi?
Kalangan Sendiri

Pilih Nama Baik atau Keuntungan Pribadi?

Lori Official Writer
      88

Ayat Renungan: Amsal 22: 1 “Nama baik lebih berharga daripada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik daripada perak atau emas.”

 

Di era digital saat ini, kejahatan online seperti peretasan akun dan pencurian data semakin sering terjadi.  Akibatnya, banyak orang kehilangan data pribadi, uang dan hal berharga lainnya. Padahal, sebelum era digital muncul kejahatan semacam ini sangat jarang atau bahkan tidak pernah terjadi. 

Namun, semakin canggih teknologi, semakin besar pula peluang meningkatnya kejahatan online serupa. Akan selalu ada orang yang tidak berintegritas untuk menyalahgunakan kemampuan digitalnya untuk mencari keuntungan pribadi. Bagi kita sebagai orang-orang percaya, terutama yang bekerja di bidang teknologi, kondisi ini akan menjadi ujian iman. Bagaimana kita tetap berintegritas dan jujur ketika dunia digital membuka peluang besar untuk mengambil keuntungan dengan cara yang aman? Di sinilah integritas dan kejujuran kita dipertaruhkan!

Hanya jika kita benar-benar menghidupi Firman Tuhan, kita bisa menjaga diri kita untuk tetap berlaku benar. Salah satu kebenaran Firman Tuhan mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga reputasi atau nama baik sebagai orang-orang percaya. Demikian disampaikan dalam Amsal 22: 1, “Nama baik lebih berharga daripada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik daripada perak atau emas.” Nama baik kita lebih bernilai dari apapun yang kita miliki. Jadi, kita bisa menjaganya melalui integritas kita melalui setiap bakat, kemampuan maupun keahlian kita, termasuk di bidang digital teknologi. 

Bayangkan jika seorang Kristen terbukti terlibat di sebuah kejahatan digital. Bukan saja hanya nama baiknya yang hancur, tetapi juga dapat merusak kesaksian imannya.  Karena itu, kita Tuhan memanggil kita untuk selalu hidup berintegritas dan jujur. Karena memperoleh hasil dari jerih payah kita akan jauh lebih berharga daripada mendapatkannya dengan cara yang tidak benar. Seperti disampaikan dalam Efesus 4: 28, “Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.”

Jadi, kita semua punya peluang yang sama untuk melakukan kejahatan di masa ini melalui begitu banyak tawaran dan kesempatan yang diberikan dunia. Namun, kita perlu mengingatkan diri kita bahwa reputasi yang baik jauh lebih berharga daripada uang atau harta yang kita punya. Sehingga kita perlu menjaga hati dan pikiran (Amsal 4: 23) kita setiap saat, secara khusus di era digital yang terus bertumbuh, untuk selalu melakukan yang benar setiap saat dan dalam segala keadaan.

 

Momen Refleksi:

Apakah saya sudah menjaga integritas dan menjadi terang di dalam dunia digital saat ini? Apa langkah praktis yang bisa saya lakukan agar selalu menjadi pribadi yang berintegritas dan jujur?

Ikuti Kami